sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng

sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng - Hallo gues welcome to my blog, you can read this article with title sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng, Happy reading

IMPORTANT, MUST BE READ... : sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng
Title : sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng

Read More


sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng

IMPORTANT, MUST BE READ...
Telaga Warna menjadi salah satu primadona bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng. Akses jalan yang gampang serta kemudahan pendukung wisata yng lengkap, menimbulkan Telaga Warna hampir selalu ramai oleh kunjungan wisatawan. Namun, ada cara lain menikmati keindahan Telaga Warna ini, yaitu dengan mendaki Bukit Sidengkeng !


Arloji yang melingkar di tangan sudah mengatakan pukul 05.00 pagi. Dengan sedikit rasa malas saya mulai berbenah meninggalkan kamar di Losmen Bu Djono yang saya tempati. Rasanya ini yakni berdiri tersiang yang pernah saya lakukan saat berkunjung di Dieng. Biasanya saya sudah mulai berbenah dari pukul tiga dini hari untuk memulai perjalanan menuju Bukit Sikunir guna berburu pemandangan matahari terbit. Namun, kali ini saya sengaja berdiri lebih siang dari biasanya, alasannya yakni saya hanya ingin berkunjung ke Bukit Sidengkeng di Wana Wisata Petak 9, selebihnya, saya ingin gunakan waktu untuk beristirahat mengumpulkan tenaga guna melaksanakan pendakian ke Gunung Prau sore nanti.

Suasana perkampungan di Dieng Wetan masih terasa sepi pagi. Cahaya matahari bersinar cukup cerah, namun udara masih saja terasa hambar menusuk tulang. Sebenarnya saya ingin memakai jasa ojek motor untuk menuju Petak Sembilan, namun sayang, tidak terlihat satu orang pun di pangkalan. Satu-satunya pilihan yakni dengan berjalan kaki, menembus udara hambar khas Dieng yang cukup menciptakan badan menggigil pagi ini. Sekitar lima menit berjalan, saya melihat rombangan cowok sedang menghangatkan diri dengan tungku perapian khas Dieng. Ah, hal tersebut mengingatkan saya akan suasana KKN tiga tahun silam di dusun sebelah. Saya meneruskan langkah kaki, sambil sesekali menyapa petani yang sudah bersiap menggarap ladang milik mereka. Sesekali saya harus berdamai dengan aroma yang sedikit kurang sedap yang berasal dari tumpukan pupuk organik yang diletakkan di pinggir jalan. Baunya memang tidak terlalu seberapa pekat, namun sedikit memekakan indera penciuman saya. Suasana pagi ini benar-benar masih sepi dari hiruk-pikuk wisatawan, mungkin mereka masih terpusat di Desa Sembungan, menikmati pemandangan matahari terbit dari puncak Bukit Sikunir sana.



Sepuluh menit berlalu, saya pun tiba di gerbang masuk Wana Wisata Petak 9 Dieng. Lokasi gerbang masuk ini terletak sebelum tikungan jalan menuju arah lokasi wisata Telaga Warna, namun tampaknya belum banyak orang yang tau dengan keindahan pemandangan di atas bukit sana. Banyak wisatawan yang menikmati pemandangan Telaga Warna dari ketinggian melalui Batu Ratapan Angin yang terletak tak jauh dari Dieng Plateau Teater. Pagi itu belum ada satu petugas pun yang berjaga, pun demikian dengan pengunjung di area Bukit Sidengkeng sana. Saya pun bergegas mengikuti alur jalan setapak yang sudah dibangun dengan pavin blok. Kemudian perjalanan di lanjutkan dengan menapaki jalan setapak dengan kontur yang menanjak.



Suara serangga terdengar nyaring dari balik lebatnya pepohonan di tempat wana wisata. Kontur jalan yang menanjak semakin menciptakan saya ingin tau untuk menaklukkannya. Tanjakan yang harus dilalui memang tidak seberapa curam, namun, di kala demam isu kemarau menyerupai sekarang, jalan setapak menuju Bukit Sidengkeng terasa sangat berdebu, cukup menyulitkan pernafasan, apalagi saat nafas sudah ngos-ngosan menahan beban. Apabila memasuki demam isu penghujan, jalan setapak tersebut berkembang menjadi lebih licin, sehingga diharapkan kewaspadaan diri saat melaluinya. Sepuluh menit sudah saya melewati jalan tanjakan, hasilnya tiba juga di puncak Bukit Sidengkeng. Benar saja, saya yakni satu-satunya orang yang berkunjung ke sana. Sambil mengatur nafas yang sedikit tersengal, saya dibentuk berdecak kagum dengan pemandangan yang ditawarkan. The misty morning, perasaan yang saya rasakan pagi itu. Suasana bukit yang hening dengan pemandangan permukaan Telaga Warna yang masih tertutup oleh kabut menciptakan suasana menjadi syahdu.


Perlahan-lahan sinar matahari pun mulai menyapa. Kabut yang menutupi permukaan Telaga Warna perlahan mulai sirna. Sayang, sinar matahari pagi itu terasa sangat terang, sehingga pemandangan Gunung Sindoro yang menjadi latar belakang Telaga Warna dan Telaga Pengilon kurang terlihat begitu jelas. Padahal, salah satu tujuan saya tiba ke Sidengkeng yakni untuk menikmati pemandangan Telaga Warna dan Telaga Pengilon dengan latar belakang Gunung Sindoro. Ah, sayang, alam semesta belum mengijinkan, mungkin lain kali saya harus kembali ke sana untuk mendapat pemandangan yang lebih indah dari sekarang.


Saya mengambil posisi duduk untuk meluruskan kedua kaki sambil menikmati pemandangan yang tersaji di pagi ini. Sinar matahari yang hangat perlahan mengusir udara hambar yang ada. Saya mengedarkan pandangan di sekeliling saya, nampaknya ada beberapa orang yang pernah bermalam dan mendirikan tenda di sini. Ada bekas api unggun, ada pula hal yang menciptakan saya sedih, lagi-lagi jikalau bukan sampah bekas masakan dan minuman yang dibuang begitu saja di sini. Sungguh perbuatan yang kurang bertanggung jawab ! Kemudian pandangan mata saya terpana dengan pemandangan Telaga Warna yang ada di bawah sana. Sayang sekali debit air sedang surut di Telaga Warna alasannya yakni demam isu kemarau. Pantulan warna hijau toschanya pun kurang terlihat begitu jelas, hanya nampak samar.


Usai puas menikmati pemandangan Bukit Sidengkeng, saya pun bergegas turun. Setelah melewati pintu gerbang, saya menyadari satu hal. Ternyata sudah ada petugas yang berjaga di bab retribusi tempat Wana Wisata Petak 9. Barikade jalan pun sudah dipasang semoga pengunjung tertib antri untuk membayar retribusi masuk kawasan. Saya pun lewat di depan bapak penjaga sambil bertegur sapa. "Ah, maaf pak, saya tadi tidak membayar retribusi", gumam saya dalam hati. Saya pun pergi berlalu meninggalkan beliau, melanjutkan langkah kaki untuk kembali pulang menuju penginapan.


IMPORTANT, MUST BE READ...

Thank for your attention sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng

my blog sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng, Have a nice day.

Now you read article sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng this permalink article is http://alasjogja.blogspot.com/2017/11/sebar-kan-menikmati-keindahan-telaga.html Thank you and Best regards. You Can read nice Tips below. IMPORTANT, MUST BE READ...

0 Response to "sebar kan Menikmati Keindahan Telaga Warna dari Bukit Sidengkeng"

Posting Komentar