IMPORTANT, MUST BE READ... : sebar kan Menanti Senja di Tanjung Papuma
Title : sebar kan Menanti Senja di Tanjung Papuma
sebar kan Menanti Senja di Tanjung Papuma
IMPORTANT, MUST BE READ... Ada satu alasan tersendiri mengapa aku kembali mengunjungi Papuma lagi. Pemandangan terbit dan tenggelamnya matahari di satu lokasi menjadi alasan aku untuk kembali menjelajahi pantai ini !
Selesai mengurus persewaan penginapan, aku pun bergegas untuk meletakkan barang dan berganti pakaian. Saya mengajak mitra aku untuk segera bersiap menuju Bukit Siti Hinggil, menanti terbenamnya matahari di ufuk barat. Papuma kini tentu saja berbeda dengan Papuma empat tahun lalu, ketika pertama kali aku menginjakkan kaki di pantai ini. Perbedaan yang kental terasa ialah jumlah kunjungan wisatawan yang semakin meningkat jumlahnya. Kendaraan baik roda empat maupun roda dua terlihat memenuhi episode parkir kendaraan. Pun demikian dengan warung makan yang menjajakan makanan terlihat semakin banyak jumlahnya. Satu lagi, populasi primata yang dulu cukup gampang ditemui berkeliaran di sekitaran pantai kini sudah jarang ditemui. Menurut driver yang mengantar kami, populasi primata liar yang menghuni Papuma kini sudah berkurang banyak jumlahnya. Kondisinya juga cukup memprihatinkan, tubuh mereka terlihat kurus katanya. Ah, benar juga, kawanan primata yang dulu dengan gampang aku temui berkeliaran di sekitar pantai kini sudah jarang terlihat. Mungkin sebab terdesak dengan jumlah pengunjung yang semakin banyak, maka primata tersebut menentukan untuk masuk ke dalam hutan.
Jalan menuju tempat Siti Hinggil dan Pantai Malikan kini sudah dibangun dengan baik. Jalan berupa paving block sudah dibentuk rapi sehingga nyaman dilalui pejalan kaki maupun kendaraan yang lewat di sana. Kawasan Bukit Siti Hinggil sudah ramai dikunjungi wisatawan yang sedang menantikan datangnya senja. Di tempat Bukit Siti Hinggil ini kita sanggup menikmati pemandangan Pantai Malikan dari ketinggian dengan latar belakang Gunung Kajang yang menjadi ikon wisata Tanjung Papuma ini. Karena berada di atas ketinggian bukit yang pribadi menghadap jurang, maka tak heran bila pengelola memasang pagar pembatas demi keselamatan pengunjung yang tiba ke sana.
Ada beberapa anak tangga yang telah dibangun secara permanen untuk menuju puncak Bukit Siti Hinggil. Di sana terdapat sebuah bangunan pendopo yang dipakai untuk duduk sambil melihat pemandangan matahari tenggelam. Pendopo tersebut pribadi menghadap ke Gunung Kajang yang menjadi ikon Tanjung Papuma, Tak heran bila pendopo ini selalu ramai didatangi pengunjung yang ingin mengabadikan gambar. Saya duduk di pendopo, sambil berbincang dengan mitra dan menanti matahari tenggelam. Sayang, matahari nampak malu-malu pulang ke peraduan. Awan mendung menggelayut di langit sehingga menutupi sinar matahari yang ingin kembali ke peraduannya. Hanya seberkas cahaya kemerahan saja yang nampak di ufuk barat, lainnya tertutup awan hitam kelabu. Tak apa, kali ini memang senja tak terlalu sempurna, tapi jadinya ku tepati janjiku untuk kembali lagi ke Papuma.
Usai menikmati tenggelamnya matahari, aku pun beranjak menuju pantai. Di sini mulai terlihat geliat acara para nelayan yang sedang mempersiapkan bahtera untuk melaut. Nampak para nelayan tersebut begitu kompak bahwasanya untuk mendorong bahtera menuju bibir pantai. "Selamat melaut pak, semoga hasil tangkapan ikan malam ini menggembirakan !", gumam aku dalam batin. Gerimis mulai turun membasahi bumi. Saya segera bergegas kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan bersiap mencari santap malam.
IMPORTANT, MUST BE READ...
Thank for your attention sebar kan Menanti Senja di Tanjung Papuma
my blog sebar kan Menanti Senja di Tanjung Papuma, Have a nice day.
0 Response to "sebar kan Menanti Senja di Tanjung Papuma"
Posting Komentar