IMPORTANT, MUST BE READ... : sebar kan Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro
Title : sebar kan Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro
sebar kan Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro
IMPORTANT, MUST BE READ... Lalu lalang kendaraan cukup padat di Jalan Waspada yang terletak di samping Pasar Atum, Surabaya. Kami bertiga turun dari taksi dengan sedikit terburu-buru sebab suara klakson dari kendaraan beroda empat di belakang kau seolah mengisyaratkan jikalau pengemudinya tak sabar menunggu. Mbak Yanti pun bergegas mengajak kami memasuki sebuah lorong di salah satu sudut Pasar Atum untuk memulai petualangan rasa siang ini. Apa saja masakan yang ciamik di Pasar Atum yang wajib dicicipi?
1. Bubur Madura
Perburuan masakan siang itu kami mulai dengan kuliner bercita rasa elok gurih. Mbak Yanti mengajak kami untuk merasakan bubur Madura yang banyak dijual di salah satu lorong Pasar Atum. Lorong ini seolah menjadi lokasi khusus untuk berjualan bubur Madura. Ada banyak penjual bubur Madura di sini dan semua penjualnya yakni wanita yang biasa dipanggil "buk", sebutan untuk wanita Madura.
Satu porsi bubur Madura terdiri dari gabungan bubur sumsum, bubur mutiara, bubur ketan hitam, bubur candil (jenang grendul). Campuran bubur tersebut disajikan diatas pincuk kertas minyak yang dilambari daun pisang. Untuk menambah rasa manis, gabungan bubur tersebut diberi santan kental dan kicir gula jawa cair atau orang Surabaya biasa menyebutnya kinca.
Bubur Madura mempunyai cita rasa gurih, elok dan legit. Rasa gurih berasal dari gabungan bubur dan santan, sedangkan rasa elok berasal dari gabungan kicir gula jawa. Tekstur jenang grendulnya menciptakan sensasi grenjel-grenjel ketika masuk ke dalam mulut.
Selain menjual bubur Madura, para buk ini juga menjajakan jajanan pasar menyerupai lopis, ketan putih, klanting, jongkong, talam, tiwul, dan sebagainya. Satu porsi bubur Madura dijual dengan harga Rp 8.000,00 saja. Walaupun dijual di lapak sederhana, jangan khawatir dengan kebersihan daerah dan dagangannya ya !
2. Kue Bikang Peneleh
Aroma pandan dari kejauhan terasa cukup tajam terasa di indera penciuman. Sebuah kios sederhana menjajakan camilan elok bikang dan camilan elok lumpur fresh from the open. Jika saja kami tiba lebih pagi, kami sanggup melihat proses pembuatan camilan elok bikang dan camilan elok lumpur secara langsung. Om Hengky, pemilik kios Kue Bikang Peneleh ini menyambut kami dengan ramah. Beliau menjelaskan satu per satu jajanan tradisional yang dijual di gerainya.
Jajanan tradisional yang banyak menjadi incaran yakni camilan elok bikang dan camilan elok lumpur. Kue bikang yakni camilan elok yang berbahan dasar tepung beras, santan dan gula. Bentuknya mekar menyerupai bunga dan mempunyai cita rasa manis. Kue bikang yang dijual di gerai Peneleh ini mempunyai dua rasa, yaitu pandan dan cokelat. Sedangkan jajanan lain yang menarik perhatian saya yakni camilan elok lumpur. Kue yang berbahan dasar kentang, tepung terigu, telur, dan santan ini terlihat begitu menggoda. Ukurannya sedikit lebih besar daripada yang biasa saya temui di toko roti lainnya.
Baik camilan elok carabikang maupun camilan elok lumpur di kios Peneleh ini terlihat begitu menggoda. Jika dilihat tampilannya sekilas menyerupai mirip kue-kue homogen yang dijual di daerah lain, Namun, dari segi rasa cukup beda. Rasanya sangat gurih, teksturnya begitu lembur di episode atas, dan cukup garing di episode bawah. Campuran santan kental menciptakan tekstur camilan elok ini terasa "maklegender" ketika masuk ke dalam verbal sebab saking lembutnya. Tak perlu banyak dikunyah, ketika ditelan pun rasanya pribadi menyerupai meluncur ke kerongkongan.
Karena memakai santan kental, camilan elok bikang dan camilan elok lumpur Peneleh ini kurang tahan lama. Paling hanya sanggup bertahan sehari saja, sehingga sesudah membeli harus segera disantap semoga tidak basi. Selain camilan elok bikang dan camilan elok lumpur, di kios Peneleh ini juga menjual beberapa jajanan tradisional menyerupai camilan elok usus ayam (kue yang berbentuk menyerupai usus ayam), bakcang, ote-ote Porong dan sebagainya.
3. Cakue Udang Peneleh
Bergeser menuju sebelah kios Kue Bikang Peneleh. Kami menemui sebuah kedai yang menjual bermacam-macam jajanan. Dari aneka macam macam jajanan yang dijajakan, cakue lah yang menjadi incaran para pembeli. Kedai ini berdasarkan saya benar-benar heboh, ruangan kedainya cukup luas dibanding yang lain serta mempunyai pegawai yang sangat banyak untuk sebuah kedai cakue. Saya dan Mbak Yanti iseng menghitung jumlah pegawai yang mengenakan kaos seragam berwarna merah. Mungkin ada sekitar 20 orang pegawai di kedai tersebut dan semuanya terlihat begitu sibuk dengan kiprah masing-masing. Maklum lah, pembeli yang berdatangan pun cukup banyak dan tidak mengecewakan antri. Dari semua jajanan yang dijual, cakue isi udang yakni must buy item di kedai ini. Pembuatan cakuenya hampir sama dengan warung-warung lain yang kita temui. Yang membedakannya yakni isian udang pada cakue ini.
Cakue udang di sini mempunyai rasa gurih, semakin nyamleng jika dimakan dengan mencocolkan saus yang sudah jadi satu paket ketika membeli cakue.Rasa sausnya tidak pedas, melainkan ada rasa sedikit elok dan kecut dari cuka. Selain cakue, di kedai ini juga menjual jajanan lain menyerupai ote-ote, roti goreng, angsle dan masih banyak lagi jajanan lainnya.
4. Lontong Mie Ny. Marlia
Puas menikmati jajanan pasar yang beragam, saatnya untuk merasakan kuliner berat yang ada di Pasar Atum. Salah satu kedai yang menjual kuliner berat di Pasar Atum yakni kedai lontong mie Ny Marlia. Kedai yang terletak di lantai dua ini mempunyai nuansa semi terbuka, tidak ada sekat yang membatasi ruangan, sehingga pengunjung sanggup bebas berlalu-lalang di kedai tersebut.
Lontong mie merupakan kuliner yang terdiri dari penggalan lontong yang diletakkan di episode dasar piring, kemudian diberi tambahan penggalan tahu goreng, mie kuning, tauge rebus. Campuran materi kuliner tersebut kemudian diberi kuah berwarna kecokelatan. Sebagai pelengkap, diberi taburan bawang goreng dan udang kering kering. Lontong mie mempunyai citarasa gurih dan sedikit elok yang berasal dari kuah yang dicampurkan tersebut. Jika ingin pedas, sanggup menambahkan sambal dan petis yang ditempatkan terpisah. Sebagai pelengkap, biasanya disajikan kuliner pendamping menyerupai lentho, sate telur puyuh dan sate kerang. Sayang, ketika saya tiba hanya ada sate kerang saja. Sate kerangnya mempunyai tektur yang "kenyil-kenyil" dan bercita rasa gurih, cocok jadi pendamping makan lontong mie ini. Untuk minumannya, kami memesan es blewah. Campuran serutan blewah yang dipadu dengan sirup coco pandan memang cocok untuk menutup santap siang hari itu.
5. Warung Kopi & Jajan Pasar Kartiko
Nah, lelah berkeliling Pasar Atum, paling yummy ya nyantai di Kartiko. Pasat Atum memang mempunyai masakan yang beragam, hanya saja tidak ada daerah yang nyaman untuk duduk sambil menikmati suasana sambil ngemil jajanan yang sudah kita beli. Nah, yang pengen duduk santai sambil merasakan jajanan sambil ngopi sanggup mampir ke Kartiko ini. Kartiko berada di lantai tiga Pasar Atum, mempunyai suasana warung kopi sederhana tetapi nyaman untuk duduk berlama-lama. Interior ruangannya pun cukup unik. Bagian lantai di memakai tegel kunci dari Jogja yang menawarkan kesan jadul. Pun juga dengan detail-detail lain menyerupai hiasan dinding, meja dan bangku kayu yang bertekstur dan keliatan jadul, pun juga dengan gelas yang digunakan. Eiitt, walaupun kesannya jadul, tapi bukan berarti memakai barang-barang usang ya, hal ini sekedar untuk branding daerah saja.
Memasuki kedai Kartiko memang harus sanggup tahan diri, kalau tidak ya bakal dijamin kalap. Karena daerah ini menyediakan aneka macam macam pilihan jajan pasar yang menarik hati iman. Konsepnya menyerupai berbelanja di convenience store, jadi pembeli akan pribadi membawa nampan, kemudian menentukan jajanan yang kita suka, kemudian antri untuk membayar di kasir. Berhubung saya tiba pas tamat pekan, jadi cukup sulit untuk mencari bangku yang kosong sebab selalu penuh dipakai oleh pengunjung. Beruntung ada tiga bangku kosong yang menghadap keluar. Tanpa babibu saya pun pribadi mendudukinya bersama kawan.
Siang itu kami memesan beberapa hidangan makanan, antara lain ote-ote dengan sambal petis, lemper special Kartiko, dan wedang ronde ketan hitam. Ote-ote sambal petis mempunyai cita rasa elok gurih. Ote-ote (bakwan) cukup kesat, tidak terasa berminyak di mulut. Jika kurang pedas, disediakan pula cabe rawit utuh dalam sajiannya. Untuk wedang rondenya sendiri terasa cukup unik. Jika wedang ronde yang biasa saya temu di Solo dan Jogja kuahnya terasa manis, tidak demikian dengan wedang ronde ketan hitam ini. Rasa elok justru diperoleh dari ketan hitam yang dibuat bulatan kecil, sedangkan kuahnya tidak terlalu manis, lebih terasa rasa jahenya. Jajanan lain yang kami coba yakni lemper Istimewa Kartiko. Lemper di sini berwarna kuning, dengan isian daging ayam yang melimpah.
Sebenarnya masih ada beberapa kuliner yang masih wajib untuk dicoba. Namun rasanya siang itu saya sudah hampir food coma. Daripada terus dipaksa makan malah nanti tidak sanggup menikmatinya, akibatnya saya memutuskan untuk menghentikan petualangan rasa merasakan masakan di Pasar Atum, Surabaya. Pasar Atum merupakan salah satu pasar tekstil yang ada di Kota Surabaya. Walaupun komoditas utama yang diperdagangkan yakni tekstil, namun Pasar Atum juga mempunyai pilihan masakan yang beraneka ragam. Oh iya, jangan sungkan untuk mengeluarkan kamera jikalau ingin memotret kuliner di Pasar Atum ini. Rata-rata para pedagang sudah terbiasa dengan wisatawan yang sengaja untuk berburu kuliner di sini kok. Rata-rata mereka cukup terbuka kok dengan wisatawan yang memotret kuliner yang mereka jual, ya itung-itung sanggup promosi gratis bagi mereka bukan?
Jika ingin memanjakan pengecap di Pasar Atum, jangan lupa untuk menyiapkan perut ya, bisa-bisa Anda food coma karena terlalu kalap ingin merasakan semua masakan yang ada di pasar ini !
Happy culinary !
Cakue udang di sini mempunyai rasa gurih, semakin nyamleng jika dimakan dengan mencocolkan saus yang sudah jadi satu paket ketika membeli cakue.Rasa sausnya tidak pedas, melainkan ada rasa sedikit elok dan kecut dari cuka. Selain cakue, di kedai ini juga menjual jajanan lain menyerupai ote-ote, roti goreng, angsle dan masih banyak lagi jajanan lainnya.
4. Lontong Mie Ny. Marlia
Puas menikmati jajanan pasar yang beragam, saatnya untuk merasakan kuliner berat yang ada di Pasar Atum. Salah satu kedai yang menjual kuliner berat di Pasar Atum yakni kedai lontong mie Ny Marlia. Kedai yang terletak di lantai dua ini mempunyai nuansa semi terbuka, tidak ada sekat yang membatasi ruangan, sehingga pengunjung sanggup bebas berlalu-lalang di kedai tersebut.
Lontong mie merupakan kuliner yang terdiri dari penggalan lontong yang diletakkan di episode dasar piring, kemudian diberi tambahan penggalan tahu goreng, mie kuning, tauge rebus. Campuran materi kuliner tersebut kemudian diberi kuah berwarna kecokelatan. Sebagai pelengkap, diberi taburan bawang goreng dan udang kering kering. Lontong mie mempunyai citarasa gurih dan sedikit elok yang berasal dari kuah yang dicampurkan tersebut. Jika ingin pedas, sanggup menambahkan sambal dan petis yang ditempatkan terpisah. Sebagai pelengkap, biasanya disajikan kuliner pendamping menyerupai lentho, sate telur puyuh dan sate kerang. Sayang, ketika saya tiba hanya ada sate kerang saja. Sate kerangnya mempunyai tektur yang "kenyil-kenyil" dan bercita rasa gurih, cocok jadi pendamping makan lontong mie ini. Untuk minumannya, kami memesan es blewah. Campuran serutan blewah yang dipadu dengan sirup coco pandan memang cocok untuk menutup santap siang hari itu.
5. Warung Kopi & Jajan Pasar Kartiko
Nah, lelah berkeliling Pasar Atum, paling yummy ya nyantai di Kartiko. Pasat Atum memang mempunyai masakan yang beragam, hanya saja tidak ada daerah yang nyaman untuk duduk sambil menikmati suasana sambil ngemil jajanan yang sudah kita beli. Nah, yang pengen duduk santai sambil merasakan jajanan sambil ngopi sanggup mampir ke Kartiko ini. Kartiko berada di lantai tiga Pasar Atum, mempunyai suasana warung kopi sederhana tetapi nyaman untuk duduk berlama-lama. Interior ruangannya pun cukup unik. Bagian lantai di memakai tegel kunci dari Jogja yang menawarkan kesan jadul. Pun juga dengan detail-detail lain menyerupai hiasan dinding, meja dan bangku kayu yang bertekstur dan keliatan jadul, pun juga dengan gelas yang digunakan. Eiitt, walaupun kesannya jadul, tapi bukan berarti memakai barang-barang usang ya, hal ini sekedar untuk branding daerah saja.
Memasuki kedai Kartiko memang harus sanggup tahan diri, kalau tidak ya bakal dijamin kalap. Karena daerah ini menyediakan aneka macam macam pilihan jajan pasar yang menarik hati iman. Konsepnya menyerupai berbelanja di convenience store, jadi pembeli akan pribadi membawa nampan, kemudian menentukan jajanan yang kita suka, kemudian antri untuk membayar di kasir. Berhubung saya tiba pas tamat pekan, jadi cukup sulit untuk mencari bangku yang kosong sebab selalu penuh dipakai oleh pengunjung. Beruntung ada tiga bangku kosong yang menghadap keluar. Tanpa babibu saya pun pribadi mendudukinya bersama kawan.
Siang itu kami memesan beberapa hidangan makanan, antara lain ote-ote dengan sambal petis, lemper special Kartiko, dan wedang ronde ketan hitam. Ote-ote sambal petis mempunyai cita rasa elok gurih. Ote-ote (bakwan) cukup kesat, tidak terasa berminyak di mulut. Jika kurang pedas, disediakan pula cabe rawit utuh dalam sajiannya. Untuk wedang rondenya sendiri terasa cukup unik. Jika wedang ronde yang biasa saya temu di Solo dan Jogja kuahnya terasa manis, tidak demikian dengan wedang ronde ketan hitam ini. Rasa elok justru diperoleh dari ketan hitam yang dibuat bulatan kecil, sedangkan kuahnya tidak terlalu manis, lebih terasa rasa jahenya. Jajanan lain yang kami coba yakni lemper Istimewa Kartiko. Lemper di sini berwarna kuning, dengan isian daging ayam yang melimpah.
Sebenarnya masih ada beberapa kuliner yang masih wajib untuk dicoba. Namun rasanya siang itu saya sudah hampir food coma. Daripada terus dipaksa makan malah nanti tidak sanggup menikmatinya, akibatnya saya memutuskan untuk menghentikan petualangan rasa merasakan masakan di Pasar Atum, Surabaya. Pasar Atum merupakan salah satu pasar tekstil yang ada di Kota Surabaya. Walaupun komoditas utama yang diperdagangkan yakni tekstil, namun Pasar Atum juga mempunyai pilihan masakan yang beraneka ragam. Oh iya, jangan sungkan untuk mengeluarkan kamera jikalau ingin memotret kuliner di Pasar Atum ini. Rata-rata para pedagang sudah terbiasa dengan wisatawan yang sengaja untuk berburu kuliner di sini kok. Rata-rata mereka cukup terbuka kok dengan wisatawan yang memotret kuliner yang mereka jual, ya itung-itung sanggup promosi gratis bagi mereka bukan?
Jika ingin memanjakan pengecap di Pasar Atum, jangan lupa untuk menyiapkan perut ya, bisa-bisa Anda food coma karena terlalu kalap ingin merasakan semua masakan yang ada di pasar ini !
Happy culinary !
IMPORTANT, MUST BE READ...
Thank for your attention sebar kan Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro
my blog sebar kan Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro, Have a nice day.
0 Response to "sebar kan Kuliner di Pasar Atum Surabaya yang Ciamik Soro"
Posting Komentar