sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema

sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema - Hallo gues welcome to my blog, you can read this article with title sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema, Happy reading

IMPORTANT, MUST BE READ... : sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema
Title : sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema

Read More


sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema

IMPORTANT, MUST BE READ...
"Restonya sudah buka mas?" "Oh, sebentar lagi mas, silahkan tunggu dulu di serambi samping ini, kami sedang siap-siap, sepuluh menit lagi buka", sambut seorang mas-mas pegawai Rumah Makan Inggil yang nampak masih membersihkan bab depan rumah makan tersebut. Sembari meletakkan tas ransel di bab serambi, aku pun mencoba menengok ke salah satu ruangan yang berada di bab depan rumah makan tersebut. Nampak sebuah ruang yang tak seberapa luas, dengan lantai yang memakai tegel yang bermotif khas, serta gugusan meja panjang dengan kursi rotan yang memakai rangka besi yang unik. Ruangan ini semakin terasa "nyeni" dengan hiasan kawasan kaset pita. Kaset pita dengan aneka macam genre musik ditata rapi memenuhi dinding ruangan, seolah-olah menjadi wallpaper yang menghiasi bab sisi dinding ruangan. Sebuah konsep yang menarik berdasarkan saya. Saking asyiknya menikmati bab ruangan depan, tak terasa jadinya Rumah Makan Inggil ini pun buka siap melayani pembeli yang datang. Oke, saatnya untuk mencoba masakannya dan menikmati suasana yang disajikan di Rumah Makan Inggil Malang ini.

Suasana
Nyeni dan klasik, kesan pertama yang aku rasakan ketika memasuki bab dalam ruangan di Rumah Makan Inggil ini. Konsep yang cukup nyentrik terlihat dari arsitektur bangunan serta dekorasi ruangan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Rumah Makan Inggil jikalau dibandingkan dengan tempat-tempat lain. Memasuki bab dalam Rumah Makan Inggil ini serasa diajak untuk memasuki sebuah lorong waktu untuk menikmati nuansa klasik tempo dulu. Daun pintu kayu berwarna abu-abu bernuansa jadul seolah mengajak kita untuk memasuki sebuah lorong di mana sisi kanan dan kiri dinding terdapat pajangan foto-foto beserta keterangan ihwal suasana Kota Malang tempo dulu. Kemudian, di ujung lorong, kita akan disambut dengan hiasan topeng kayu yang dipakai dalam pementasan Tari Topeng khas Malang yang ditata dalam sebuah instalasi yang dibuat melengkung, yang seolah menjadi sekat pembatas antara bab lorong dengan ruang utama di rumah makan ini.



Walaupun terlihat mungil di bab depan, namun ruangan utama di rumah makan ini tergolong cukup luas. Pengunjung sanggup menentukan kawasan lesehan atau duduk di bangku. Bagian dinding ruangan diberi lukisan pemandangan pegunungan sehingga menciptakan suasana menjadi terkesan kembali ke alam. Di bab kawasan duduk bangku, kita akan dimanjakan dengan pajangan barang-barang kuno yang ditata dengan apik. Ada jam weker dengan aneka macam bentuk, mesin jahit kuno, peralatan makan, radio tua, dan sebagainya.

Di bab ruang utama ini juga terdapat sebuah panggung mini yang dipakai untuk pertunjukan seni. Ada seperangkat gamelan yang siap dimainkan di sini. Panggung seni ini sengaja dibangun di bab dalam ruangan restoran untuk menghibur pengunjung yang datang. Di panggung mungil ini dipentaskan beberapa kesenian tradisional menyerupai tarian, gamelan maupun keroncong. Ketika aku datang, panggung ini dipakai untuk latihan menari oleh bawah umur yang dipandu oleh seorang pelatih.


Selagi menunggu pesanan, aku berkeliling ke ruangan lain yang ada di Rumah Makan Inggil ini. Ada beberapa barang kuno yang disimpan, menyerupai mesin ketik, piano, dan yang paling menyedot perhatian pengunjung tentu saja alat pengering rambut buatan tahun 1920 yang dahulu didatangkan eksklusif dari Belanda. Jika dilihat sekilas, alat ini lebih menyerupai mirip alat untuk menyiksa seseorang daripada pengering rambut ya. Entah bagaimana cara kerjanya, yang jelas, alat ini terlihat cukup ribet penggunaannya jikalau dibandingkan alat pengering rambut jaman kini !

Kesan etnik semakin terasa kental ketika melihat pramusaji di rumah makan ini. Para lelaki mengenakan baju khas Malangan dengan udeng atau ikat kepala yang khas, sedangkan pramusaji wanita mengenakan setelan kebaya, semakin menambah kesan etnik di Rumah Makan Inggil ini.

Pilihan Menu Makanan
Menu utama yang disajikan di Rumah Makan Inggil ini sebagian besar merupakan sajian rumahan dengan dominasi sajian berupa masakan serba ikan dan ayam dengan variasi goreng atau bakar. Setelah membolak-balik buku menu, mas pramusaji memberi masukan kepada aku ihwal sajian andalan khas Malang yang disajikan di Rumah Makan Inggil ini. Jadilah aku memutuskan memesan sajian pecel terong dan mendol penyet sesuai rekomendasi mas pramusaji.


Tak berapa usang menunggu,  menu yang aku pesan pun sudah dihidangkan di atas meja makan. Pecel terong berbahan dasar terong yang dibelah lalu dibakar sampai layu. Menu ini disajikan di atas wadah yang berbentuk cobek yang dibuat dari batu. Sebagai pelengkap, ditambahkan tempe dan telur rebus, daun kemangi sebagai pelengkap. Bumbu pecel lalu disiramkan di bab dalam wadah cobek. Rasa terongnya sedikit manis, dengan adonan bumbu pecel yang gurih dan sedikit pedas terasa pas ketika masuk ke dalam indera perasa. Tambahan tempe dan telur rebus serasa "ngelawuhi" walaupun sajian ini tidak disantap dengan nasi. Karena cita rasa gurih dan pedas yang pas, maka tak heran jikalau sajian pecel terong ini banyak dipesan pembeli yang singgah di kawasan makan ini. Satu porsi pecel terong ini sanggup dinikmati dengan harga Rp 15.500,- saja (data bulan Maret 2016).


Menu kedua yang aku pesan yakni mendol penyet. Mendol merupakan sajian khas Malang yang biasanya dipakai untuk lauk pendaping makan. Mendol terbuat dari tempe yang dihancurkan, diberi bumbu-bumbu, lalu dibuat kepalan lonjong dan digoreng. Menu ini cukup lazim dihidangkan dengan sajian pecel sayur biasanya. Di Rumah Makan Inggil ini, kalian sanggup memesan mendol biasa atau mendol penyet. Mendol penyet terdiri dari dua buah mendol yang dibuat buat pipih yang disajikan di atas wadah berbentuk cobek yang terbuat dari batu, lalu diberi tambahan sambal yang memenuhi bab wadah. Sebagai pemanis tampilan, diberi daun kemangi dan potongan mentimun. Rasa mendolnya gurih (tapi cenderung asin bagi pengecap saya) ditambah sambalnya tidak mengecewakan pedas, cukup nikmat disantap dengan nasi putih hangat. Mendol penyet di Rumah Makan Inggil ini sanggup dinikmati dengan merogoh kocek Rp 12.500,- per porsinya (data bulan Maret 2016).

Untuk sajian minuman, rumah makan ini menyajikan varian minuman yang cukup beragam. Ada minuman hangat, minuman dingin, jus buah, sampai minuman tradisional. Harganya pun cukup terjangkau untuk ukuran sajian minuman yang dijual di rumah makan.


Secara keseluruhan Rumah Makan Inggil menyajikan pengalaman merasakan masakan yang mengesankan. Suasana rumah makan yang nyeni nan klasik, lokasi yang cukup strategis dengan pilihan sajian masakan yang cukup bermacam-macam bercita rasa yummy dan harga yang cukup ramah di kantong, pantaslah jikalau Rumah Makan Inggil ini dijadikan refrensi berwisata masakan di Kota Malang ini.

Rumah Makan Inggil
Jalan Gajahmada No. 4 Malang
Lokasinya akrab dengan Balaikota Malang dan Stasiun Malang Kotabaru
Telpon (0341) 332110
Buka dari pukul 10.00 - 22.00 WIB


IMPORTANT, MUST BE READ...

Thank for your attention sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema

my blog sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema, Have a nice day.

Now you read article sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema this permalink article is https://alasjogja.blogspot.com/2017/11/sebar-kan-rumah-makan-inggil-malang.html Thank you and Best regards. You Can read nice Tips below. IMPORTANT, MUST BE READ...

0 Response to "sebar kan Rumah Makan Inggil Malang - Tempat Makan Nyeni di Bumi Arema"

Posting Komentar