IMPORTANT, MUST BE READ... : sebar kan Mandi Pagi Merasakan Kesegaran Air Terjun Jagir Banyuwangi
Title : sebar kan Mandi Pagi Merasakan Kesegaran Air Terjun Jagir Banyuwangi
sebar kan Mandi Pagi Merasakan Kesegaran Air Terjun Jagir Banyuwangi
IMPORTANT, MUST BE READ... Semilir angin pagi menyambut pagi kami di area penginapan Desa Wisata Using, tempat kami bermalam selama berada di Banyuwangi. Tempat ini sengaja kami pilih mengingat lokasinya berada di daerah Desa Kemiren, tempat diselenggarakannya program Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang menjadi agenda utama kami berkunjung ke Banyuwangi. Pagi ini kami akan diajak oleh mas Alan, pemilik blog www.catatannobi.com untuk menikmati kesejukan Air Terjun Jagir yang berlokasi di Kampung Anyar, sekitar sepuluh menit perjalanan dari Desa Kemiren.
Perjalanan dari Desa Kemiren menuju Air Terjun Jagir melewati jalanan yang sedikit menanjak dengan pemandangan hamparan sawah yang sedang mengijau. Akses jalan pun sudah sangat baik, dengan aspal halus yang menemani kami sepanjang perjalanan.
Nampak keriuhan para petani yang sedang berangkat menuju sawah, rombongan siswa-siswi yang berangkat menuju ke sekolah, serta orang-orang yang kemudian lalang dengan kendaraan untuk memulai acara harian.
Tak terasa sesudah sekitar sepuluh menit berkendara, kami pun tiba di Dusun Kampung Anyar. Kami menitipkan kendaraan di rumah penduduk yang membuka jasa parkir kendaraan di sekitar lokasi obyek wisata, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuruni anak tangga menuju lokasi ai terjun berada.
Menurut mas Alan, Air Terjun Jagir termasuk gerojokan yang belum usang dibuka untuk kegiatan pariwisata. Dahulu lokasi gerojokan ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kegiatan sehari-hari menyerupai untuk mandi, mencuci pakaian dan juga saluran air minum oleh PDAM.
Hal ini sanggup terlihat dari sebuah bangunan permanen berbentuk menyerupai sebuah ruangan yang terletak tidak jauh dari gugusan anak tangga serta adanya instalasi pipa berwarna biru milik PDAM. Bagian ruangan ini biasa dipakai sebagai tempat untuk kegiatan mandi oleh warga setempat. Makara tidak heran, jikalau pada pagi hari tampak kemudian lalang penduduk setempat yang membawa handuk dan peralatan mandi ramai-ramai menuju lokasi ini.
Untuk tiba lokasi Air Terjun Jagir ini, kita harus menuruni anak tangga yang sudah dibangun dengan pemanen. Anak tangga yang gres dibangun mempunyai saluran jalan yang tidak terlalu curam jikalau dibandingkan dengan jalur tangga yang lama.
Kami tiba di hari Sabtu, di mana pengunjung masih sangat sepi, hanya ada rombongan kami dan beberapa penduduk setempat yang mulai menggelar dagangan di kios-kios sederhana yang dibangun di sekitar air terjun. Layaknya gerojokan yang berlokasi di kaki gunung, Air Terjun Jagir ini mempunyai suasana yang asri. Pepohonan masih terlihat rindang sehingga menciptakan suasana pagi itu terasa segar. Rerimbunan daun bambu yang bergesekan diterpa angin semakin menciptakan suasana pagi itu terasa syahdu.
Kami berjalan menuruni anak tangga sampai tiba di sebuah fatwa sungai dengan bebatuan besar yang awut-awutan dan airnya yang nampak begitu jernih. Langkah kaki berlanjut menyeberangi sungai tersebut melewati jembatan bambu yang nampak masih baru.
Dari jembatan ini kita sanggup melihat fatwa gerojokan pertama. Debit airnya terlihat tidak mengecewakan deras dengan bebatuan padas yang nampak begitu cadas di bab bawah alirannya. Sumber air dari gerojokan ini biasa dimanfaatkan oleh warga untuk mengairi kolam mandi yang ada di dalam bangunan permanen di bersahabat pintu masuk sana.
Walaupun gerojokan ini nampak begitu fotogenik untuk diabadikan melalui kamera, namun pengunjung tidak disarankan untuk bermain air di bab ini alasannya yaitu kondisi medan yang dirasa cukup membahayakan bagi keamanan pengunjung itu sendiri.
Langkah kaki kami berlanjut ke bab berikutnya. Tak jauh dari fatwa gerojokan pertama, kita akan menemukan gerojokan kembar dengan sebuah kolam semi alami yang tidak terlalu dalam yang biasa dipakai oleh pengunjung untuk mandi, berenang, maupun bermain air.
Mengapa dikatakan gerojokan kembar? Karena di bab ini terdapat dua buah gerojokan yang mengalir secara berdampingan. Sumber gerojokan ini berada di bab atas, yang biasa disebut penduduk setempat dengan sebutan mata air sumber Pawon.
Beruntung, pagi itu masih belum ada pengunjung yang tiba kecuali rombongan kami. Tanpa basa-basi kami pun segera menceburkan diri menikmati kesejukan Air Terjun Jagir ini. Kami bebas berenang ke sana kemari, sesekali mendekati fatwa gerojokan untuk menikmati "pijatan" dari air yang mengalir dari atas tebing menuju bawah.
Rasanya geli-geli nyeri, tidak mengecewakan untuk relaksasi tubuh sesudah kemarin kami menempuh menempuh perjalanan seharian. Debit air di bab ini tidak terlalu kencang sehingga masih cukup kondusif dipakai oleh pengunjung untuk bermain-main air di sana.
Lokasi Air Terjun Jagir boleh dikatakan cukup strategis. Lokasinya tidak terlalu jauh dengan lokasi Kawah Ijen yang menjadi destinasi andalan Kabupaten Banyuwangi pun juga gampang ditempuh dari sentra kota memakai kendaraan pribadi.
Maka tak heran jikalau cukup banyak wisatawan yang singgah di gerojokan ini sesudah usai mendaki Kawah Ijen maupun sengaja tiba dari sentra kota untuk sekedar menyegarkan diri. Kesegaran Air Terjun Jagir memang sudah tidak diragukan lagi. Air yang bening, suasana yang asri dan syahdu, dan udara yang segar memang menyebabkan Air Terjun Jagir ini layak untuk dikunjungi dikala sedang berada di Banyuwangi.
keterangan :
Air Terjun Jagir berlokasi di Dusun Kampung Anyar, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Air terjun ini berlokasi kurang lebih 15 kilometer dari sentra Kota Banyuwangi. Dapat ditempuh kurang lebih selama 20-30 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi.
fasilitas : warung sederhana yang menjual kudapan dan minuman, kamar mandi sederhana untuk berganti pakaian.
tips : jangan lupa membawa baju ganti jikalau ingin bermain air di gerojokan ini, jaga kebersihan lingkungan, jangan membuang sampah sembarangan, dan jagalah kesopanan
Nampak keriuhan para petani yang sedang berangkat menuju sawah, rombongan siswa-siswi yang berangkat menuju ke sekolah, serta orang-orang yang kemudian lalang dengan kendaraan untuk memulai acara harian.
Tak terasa sesudah sekitar sepuluh menit berkendara, kami pun tiba di Dusun Kampung Anyar. Kami menitipkan kendaraan di rumah penduduk yang membuka jasa parkir kendaraan di sekitar lokasi obyek wisata, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuruni anak tangga menuju lokasi ai terjun berada.
Menurut mas Alan, Air Terjun Jagir termasuk gerojokan yang belum usang dibuka untuk kegiatan pariwisata. Dahulu lokasi gerojokan ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kegiatan sehari-hari menyerupai untuk mandi, mencuci pakaian dan juga saluran air minum oleh PDAM.
Hal ini sanggup terlihat dari sebuah bangunan permanen berbentuk menyerupai sebuah ruangan yang terletak tidak jauh dari gugusan anak tangga serta adanya instalasi pipa berwarna biru milik PDAM. Bagian ruangan ini biasa dipakai sebagai tempat untuk kegiatan mandi oleh warga setempat. Makara tidak heran, jikalau pada pagi hari tampak kemudian lalang penduduk setempat yang membawa handuk dan peralatan mandi ramai-ramai menuju lokasi ini.
Untuk tiba lokasi Air Terjun Jagir ini, kita harus menuruni anak tangga yang sudah dibangun dengan pemanen. Anak tangga yang gres dibangun mempunyai saluran jalan yang tidak terlalu curam jikalau dibandingkan dengan jalur tangga yang lama.
Kami tiba di hari Sabtu, di mana pengunjung masih sangat sepi, hanya ada rombongan kami dan beberapa penduduk setempat yang mulai menggelar dagangan di kios-kios sederhana yang dibangun di sekitar air terjun. Layaknya gerojokan yang berlokasi di kaki gunung, Air Terjun Jagir ini mempunyai suasana yang asri. Pepohonan masih terlihat rindang sehingga menciptakan suasana pagi itu terasa segar. Rerimbunan daun bambu yang bergesekan diterpa angin semakin menciptakan suasana pagi itu terasa syahdu.
Kami berjalan menuruni anak tangga sampai tiba di sebuah fatwa sungai dengan bebatuan besar yang awut-awutan dan airnya yang nampak begitu jernih. Langkah kaki berlanjut menyeberangi sungai tersebut melewati jembatan bambu yang nampak masih baru.
Dari jembatan ini kita sanggup melihat fatwa gerojokan pertama. Debit airnya terlihat tidak mengecewakan deras dengan bebatuan padas yang nampak begitu cadas di bab bawah alirannya. Sumber air dari gerojokan ini biasa dimanfaatkan oleh warga untuk mengairi kolam mandi yang ada di dalam bangunan permanen di bersahabat pintu masuk sana.
Walaupun gerojokan ini nampak begitu fotogenik untuk diabadikan melalui kamera, namun pengunjung tidak disarankan untuk bermain air di bab ini alasannya yaitu kondisi medan yang dirasa cukup membahayakan bagi keamanan pengunjung itu sendiri.
Langkah kaki kami berlanjut ke bab berikutnya. Tak jauh dari fatwa gerojokan pertama, kita akan menemukan gerojokan kembar dengan sebuah kolam semi alami yang tidak terlalu dalam yang biasa dipakai oleh pengunjung untuk mandi, berenang, maupun bermain air.
Mengapa dikatakan gerojokan kembar? Karena di bab ini terdapat dua buah gerojokan yang mengalir secara berdampingan. Sumber gerojokan ini berada di bab atas, yang biasa disebut penduduk setempat dengan sebutan mata air sumber Pawon.
Beruntung, pagi itu masih belum ada pengunjung yang tiba kecuali rombongan kami. Tanpa basa-basi kami pun segera menceburkan diri menikmati kesejukan Air Terjun Jagir ini. Kami bebas berenang ke sana kemari, sesekali mendekati fatwa gerojokan untuk menikmati "pijatan" dari air yang mengalir dari atas tebing menuju bawah.
Rasanya geli-geli nyeri, tidak mengecewakan untuk relaksasi tubuh sesudah kemarin kami menempuh menempuh perjalanan seharian. Debit air di bab ini tidak terlalu kencang sehingga masih cukup kondusif dipakai oleh pengunjung untuk bermain-main air di sana.
Lokasi Air Terjun Jagir boleh dikatakan cukup strategis. Lokasinya tidak terlalu jauh dengan lokasi Kawah Ijen yang menjadi destinasi andalan Kabupaten Banyuwangi pun juga gampang ditempuh dari sentra kota memakai kendaraan pribadi.
Maka tak heran jikalau cukup banyak wisatawan yang singgah di gerojokan ini sesudah usai mendaki Kawah Ijen maupun sengaja tiba dari sentra kota untuk sekedar menyegarkan diri. Kesegaran Air Terjun Jagir memang sudah tidak diragukan lagi. Air yang bening, suasana yang asri dan syahdu, dan udara yang segar memang menyebabkan Air Terjun Jagir ini layak untuk dikunjungi dikala sedang berada di Banyuwangi.
keterangan :
Air Terjun Jagir berlokasi di Dusun Kampung Anyar, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Air terjun ini berlokasi kurang lebih 15 kilometer dari sentra Kota Banyuwangi. Dapat ditempuh kurang lebih selama 20-30 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi.
fasilitas : warung sederhana yang menjual kudapan dan minuman, kamar mandi sederhana untuk berganti pakaian.
tips : jangan lupa membawa baju ganti jikalau ingin bermain air di gerojokan ini, jaga kebersihan lingkungan, jangan membuang sampah sembarangan, dan jagalah kesopanan
IMPORTANT, MUST BE READ...
Thank for your attention sebar kan Mandi Pagi Merasakan Kesegaran Air Terjun Jagir Banyuwangi
my blog sebar kan Mandi Pagi Merasakan Kesegaran Air Terjun Jagir Banyuwangi, Have a nice day.
0 Response to "sebar kan Mandi Pagi Merasakan Kesegaran Air Terjun Jagir Banyuwangi"
Posting Komentar