IMPORTANT, MUST BE READ... : sebar kan Main Sebentar Menikmati Kemegahan Candi Penataran
Title : sebar kan Main Sebentar Menikmati Kemegahan Candi Penataran
sebar kan Main Sebentar Menikmati Kemegahan Candi Penataran
IMPORTANT, MUST BE READ... Ada keasyikan tersendiri ketika menjelajahi bongkahan-bongkahan batuan andesit yang tertata membentuk bangunan megah penuh nilai sejarah. Imajinasi aku seolah tergelitik, serasa diajak untuk kembali menyusuri dan menikmati suasana kejayaan kerajaan Hindu di bumi nusantara.
Dua puluh menit perjalanan memakai jasa ojek motor terasa berlalu begitu saja. Pemandangan hamparan persawahan dengan udara sejuk menciptakan perjalanan dari Kota Blitar menuju Candi Penataran pagi ini terasa menyenangkan. Tak terasa, aku pun tiba di kompleks Candi Penataran yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Suasana hening dan sejuk khas pedesaan di tempat lereng Gunung Kelud ini cukup kental terasa ketika menapakkan kaki di daerah Penataran ini.
Sepasang arca Dwarapala berukuran cukup besar nampak berdiri dengan kokoh di bab gerbang, seolah sedang menyambut kedatangan pengunjung di Kompleks Candi Penataran. Arca Dwarapala yang membawa sebuah senjata berjulukan gada ini sekilas bentuknya menyerupai mirip pentungan. Banyak masyarakat sekitar candi menyebut Arca Dwarapala dengan sebutan Reco Pentung alasannya ornamen senjata gada yang ada pada arca ini menyerupai mirip pentungan. Saya kemudian berjalan kaki menuju ke bab pos jaga candi. Di sini pengunjung dipersilahkan untuk mengisi buku tamu dan memberi uang santunan suka rela. Iya, untuk masuk ke dalam Kompleks Candi Penataran pengunjung tidak dipungut tiket masuk menyerupai pada candi-candi yang ada di wilayah Jogja dan sekitarnya. Di sini, pengunjung cukup memberi uang santunan seikhlasnya saja.
Kompleks Candi Penataran mempunyai beberapa bab yang menarik untuk dikunjungi. Bagian depan kompleks candi terdiri dari bangunan Bale Agung, Pendopo Teras dan Candi Angka Tahun. Bagian Bale Agung dan Pendopo Teras sekarang hanya tersisa bab pondasinya saja yang masih utuh. Bagian Pendopo Teras mempunyai struktur umpak yang berfungsi untuk penyanggga tiang. Pada jaman dahulu, bab Pendopo Teras ini dipakai untuk tempat meletakkan sesaji pada ketika upacara keagamaan dan juga dipakai sebagai tempat peristirahatan raja. Bagian yang menarik dari bangunan Pendopo Teras ini ialah bab dinding bangunan dengan relief-relief yang sebagian besar masih nampak utuh. Pada tiap bab ujung bangunan terdapat ornamen dua ekor ular naga yang tubuhnya saling berlilitan. Ornamen tubuh ular naga yang saling berlilitan ini semakin menambah daya tarik bab Pendopo Teras.
Pada bab berikutnya kita akan menemukan Candi Angka Tahun. Bangunan ini mungkin menjadi bab yang paling familiar di antara bangunan-bangunan lain yang berada di dalam Kompleks Candi Penataran. Candi ini sering malang-melintang di dunia maya ketika kalian memasukkan kata kunci "Candi Penataran" di Google. Di bab dalam bangunan Candi Angka Tahun ini terdapat sebuah arca Ganesha. Yang cukup menarik perhatian dari bab candi ini ialah adanya arca perempuan yang ditafsirkan sebagai perwujudan dari Gayatri Rajapatni. Arca perempuan ini cukup gila bagi aku alasannya sebagian besar candi yang pernah aku kunjungi hampir tidak pernah aku temukan ornamen arca ini.
Bergeser menuju bab tengah, kita akan menemukan bangunan Candi Naga yang letaknya tidak jauh dari Candi Angka Tahun. Bangunan Candi Naga memang nampak tidak utuh secara keseluruhan, hanya masih tersisa bab pondasi dan dinding bangunannya saja, namun kita sanggup melihat dengan terperinci ornamen naga yang mengelilingi bab dinding candi ini. Di bersahabat Candi Naga ini terdapat sebuah candi yang masih belum utuh bentuknya. Nampak bebatuan masih terlihat berserakan, hanya membentuk sebuah pondasi bangunan candi saja.
Memasuki bab belakang, kita akan menemukan bangunan candi utama yang terdiri dari tiga buah teras, menyerupai punden berundak. Kalian pun sanggup naik ke bab atas bangunan candi utama ini dan menikmati bab Kompleks Candi Penataran dari atas ketinggian. Ada hal menarik ketika aku berada di bab atas bangunan candi utama ini. Selain bekas sesaji, aku juga melihat adanya materi bangunan dari watu bata yang menutup bab lantai di candi ini. Tak semua bab lantai terbuat dari batuan andesit, melainkan ada pula adonan watu bata. Saya duduk sejenak di bab atas candi utama ini. Menikmati pemandangan Candi Penataran dengan udara segar sekaligus mencicipi hempasan angin yang sedikit kencang menerpa badan.
Banyak ornamen relief yang cukup menarik di bab candi utama ini. Relief-relief berbentuk binatang yang menceritakan wacana kisah fabel cukup banyak mendominasi bab dinding candi utama ini. Sayang, pihak pengelola Candi Penataran tidak menyediakan pemandu untuk menemani pengunjung berkeliling sambil menjelaskan wacana candi ini beserta dengan relief-relief yang ada di dalamnya. Saya rasa jikalau ada seorang pemandu yang cukup paham mengenai Candi Penataran beserta kisah-kisah relief di sana akan jauh lebih menarik lagi untuk menyusurinya.
Akhirnya, perjalanan aku pun berakhir di bab belakang dari Kompleks Candi Penataran ini. Ada sebuah bak yang mata air yang jernih. Bagian bangunan bak dikeilingi oleh batuan andesit dengan relief fabel. Ada pula ikan air tawar yang hidup dan berkembang biak di sana. Konon, mata air ini dianggap suci dan keramat, sehingga banyak orang yang ngalap berkah di sana dengan mengambil air tersebut, entah untuk basuh muka dan lainnya. Ikan yang hidup di sana pun juga dibiarkan begitu saja, tak ada seorang pun yang berani menangkapnya.
Bagi saya, Kompleks Candi Penataran ini cukup membawa kesan. Selain keindahan bangunan candi dengan ornamen relief dan arca yang terbilang masih banyak yang utuh, penataan taman dan kebersihan lingkungan di kompleks candi ini pun sangat terawat. Hanya sayang sih belum tersedia jasa pemandu untuk menemani pengunjung yang ingin berkeliling sambil mempelajari sejarah dan seluk beluk candi ini.
Hari pun beranjak siang, aku kemudian berjalan menuju pos depan untuk menunggu jemputan ojek motor yang akan mengantarkan aku kembali ke Kota Blitar. Sambil menunggu jemputan, aku duduk di bawah pohon maja yang berbuah cukup lebat. Bentuk buah maja sekilas menyerupai mirip jeruk pamelo, namun konon rasanya sangat pahit. Keberadaan pohon maja ini memang cukup kental dengan sejarah asal nama bedirinya Kerajaan Majapahit dahulu.
keterangan :
Candi Penataran terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini buka dari pukul 07.00 - 17.00 WIB. Tidak ada tarif khusus (karcis) untuk memasuki area candi, cukup mengisi buku tamu dan memberi uang suka rela.
Tahun 2016 ini sudah tidak ada lagi jasa angkot yang beroperasi dari Kota Blitar menuju Candi Penataran. Cara paling gampang ialah memakai kendaraan eksklusif atau memakai jasa ojek jikalau Anda tiba sendirian. Jika tiba berombongan, sewa kendaraan beroda empat tentu lebih disarankan.
Untuk jasa ojek, Anda sanggup meminta tolong bab resepsionis hotel untuk dicarikan mengingat jasa angkutan umum cukup sulit didapatkan di kota ini.
Untuk tarif ojek, sekali jalan Anda harus merogoh kocek Rp 25.000,- (data bulan Maret 2016). Makara untuk pulang-pergi membutuhkan kocek sebesar Rp 50.000,- Harga yang cukup sebanding dengan jarak yang harus ditempuh berdasarkan saya. Jangan lupa untuk meminta kontak bapak ojek untuk menjemput Anda sesudah puas berkeliling Candi Penataran.
The last but not the least, jangan buang sampah dan corat-coret di kompleks candi ya untuk menjaga kelestariannya :)
Dua puluh menit perjalanan memakai jasa ojek motor terasa berlalu begitu saja. Pemandangan hamparan persawahan dengan udara sejuk menciptakan perjalanan dari Kota Blitar menuju Candi Penataran pagi ini terasa menyenangkan. Tak terasa, aku pun tiba di kompleks Candi Penataran yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Suasana hening dan sejuk khas pedesaan di tempat lereng Gunung Kelud ini cukup kental terasa ketika menapakkan kaki di daerah Penataran ini.
Sepasang arca Dwarapala berukuran cukup besar nampak berdiri dengan kokoh di bab gerbang, seolah sedang menyambut kedatangan pengunjung di Kompleks Candi Penataran. Arca Dwarapala yang membawa sebuah senjata berjulukan gada ini sekilas bentuknya menyerupai mirip pentungan. Banyak masyarakat sekitar candi menyebut Arca Dwarapala dengan sebutan Reco Pentung alasannya ornamen senjata gada yang ada pada arca ini menyerupai mirip pentungan. Saya kemudian berjalan kaki menuju ke bab pos jaga candi. Di sini pengunjung dipersilahkan untuk mengisi buku tamu dan memberi uang santunan suka rela. Iya, untuk masuk ke dalam Kompleks Candi Penataran pengunjung tidak dipungut tiket masuk menyerupai pada candi-candi yang ada di wilayah Jogja dan sekitarnya. Di sini, pengunjung cukup memberi uang santunan seikhlasnya saja.
Kompleks Candi Penataran mempunyai beberapa bab yang menarik untuk dikunjungi. Bagian depan kompleks candi terdiri dari bangunan Bale Agung, Pendopo Teras dan Candi Angka Tahun. Bagian Bale Agung dan Pendopo Teras sekarang hanya tersisa bab pondasinya saja yang masih utuh. Bagian Pendopo Teras mempunyai struktur umpak yang berfungsi untuk penyanggga tiang. Pada jaman dahulu, bab Pendopo Teras ini dipakai untuk tempat meletakkan sesaji pada ketika upacara keagamaan dan juga dipakai sebagai tempat peristirahatan raja. Bagian yang menarik dari bangunan Pendopo Teras ini ialah bab dinding bangunan dengan relief-relief yang sebagian besar masih nampak utuh. Pada tiap bab ujung bangunan terdapat ornamen dua ekor ular naga yang tubuhnya saling berlilitan. Ornamen tubuh ular naga yang saling berlilitan ini semakin menambah daya tarik bab Pendopo Teras.
Pada bab berikutnya kita akan menemukan Candi Angka Tahun. Bangunan ini mungkin menjadi bab yang paling familiar di antara bangunan-bangunan lain yang berada di dalam Kompleks Candi Penataran. Candi ini sering malang-melintang di dunia maya ketika kalian memasukkan kata kunci "Candi Penataran" di Google. Di bab dalam bangunan Candi Angka Tahun ini terdapat sebuah arca Ganesha. Yang cukup menarik perhatian dari bab candi ini ialah adanya arca perempuan yang ditafsirkan sebagai perwujudan dari Gayatri Rajapatni. Arca perempuan ini cukup gila bagi aku alasannya sebagian besar candi yang pernah aku kunjungi hampir tidak pernah aku temukan ornamen arca ini.
Bergeser menuju bab tengah, kita akan menemukan bangunan Candi Naga yang letaknya tidak jauh dari Candi Angka Tahun. Bangunan Candi Naga memang nampak tidak utuh secara keseluruhan, hanya masih tersisa bab pondasi dan dinding bangunannya saja, namun kita sanggup melihat dengan terperinci ornamen naga yang mengelilingi bab dinding candi ini. Di bersahabat Candi Naga ini terdapat sebuah candi yang masih belum utuh bentuknya. Nampak bebatuan masih terlihat berserakan, hanya membentuk sebuah pondasi bangunan candi saja.
Memasuki bab belakang, kita akan menemukan bangunan candi utama yang terdiri dari tiga buah teras, menyerupai punden berundak. Kalian pun sanggup naik ke bab atas bangunan candi utama ini dan menikmati bab Kompleks Candi Penataran dari atas ketinggian. Ada hal menarik ketika aku berada di bab atas bangunan candi utama ini. Selain bekas sesaji, aku juga melihat adanya materi bangunan dari watu bata yang menutup bab lantai di candi ini. Tak semua bab lantai terbuat dari batuan andesit, melainkan ada pula adonan watu bata. Saya duduk sejenak di bab atas candi utama ini. Menikmati pemandangan Candi Penataran dengan udara segar sekaligus mencicipi hempasan angin yang sedikit kencang menerpa badan.
Banyak ornamen relief yang cukup menarik di bab candi utama ini. Relief-relief berbentuk binatang yang menceritakan wacana kisah fabel cukup banyak mendominasi bab dinding candi utama ini. Sayang, pihak pengelola Candi Penataran tidak menyediakan pemandu untuk menemani pengunjung berkeliling sambil menjelaskan wacana candi ini beserta dengan relief-relief yang ada di dalamnya. Saya rasa jikalau ada seorang pemandu yang cukup paham mengenai Candi Penataran beserta kisah-kisah relief di sana akan jauh lebih menarik lagi untuk menyusurinya.
Akhirnya, perjalanan aku pun berakhir di bab belakang dari Kompleks Candi Penataran ini. Ada sebuah bak yang mata air yang jernih. Bagian bangunan bak dikeilingi oleh batuan andesit dengan relief fabel. Ada pula ikan air tawar yang hidup dan berkembang biak di sana. Konon, mata air ini dianggap suci dan keramat, sehingga banyak orang yang ngalap berkah di sana dengan mengambil air tersebut, entah untuk basuh muka dan lainnya. Ikan yang hidup di sana pun juga dibiarkan begitu saja, tak ada seorang pun yang berani menangkapnya.
Bagi saya, Kompleks Candi Penataran ini cukup membawa kesan. Selain keindahan bangunan candi dengan ornamen relief dan arca yang terbilang masih banyak yang utuh, penataan taman dan kebersihan lingkungan di kompleks candi ini pun sangat terawat. Hanya sayang sih belum tersedia jasa pemandu untuk menemani pengunjung yang ingin berkeliling sambil mempelajari sejarah dan seluk beluk candi ini.
Hari pun beranjak siang, aku kemudian berjalan menuju pos depan untuk menunggu jemputan ojek motor yang akan mengantarkan aku kembali ke Kota Blitar. Sambil menunggu jemputan, aku duduk di bawah pohon maja yang berbuah cukup lebat. Bentuk buah maja sekilas menyerupai mirip jeruk pamelo, namun konon rasanya sangat pahit. Keberadaan pohon maja ini memang cukup kental dengan sejarah asal nama bedirinya Kerajaan Majapahit dahulu.
keterangan :
Candi Penataran terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Candi ini buka dari pukul 07.00 - 17.00 WIB. Tidak ada tarif khusus (karcis) untuk memasuki area candi, cukup mengisi buku tamu dan memberi uang suka rela.
Tahun 2016 ini sudah tidak ada lagi jasa angkot yang beroperasi dari Kota Blitar menuju Candi Penataran. Cara paling gampang ialah memakai kendaraan eksklusif atau memakai jasa ojek jikalau Anda tiba sendirian. Jika tiba berombongan, sewa kendaraan beroda empat tentu lebih disarankan.
Untuk jasa ojek, Anda sanggup meminta tolong bab resepsionis hotel untuk dicarikan mengingat jasa angkutan umum cukup sulit didapatkan di kota ini.
Untuk tarif ojek, sekali jalan Anda harus merogoh kocek Rp 25.000,- (data bulan Maret 2016). Makara untuk pulang-pergi membutuhkan kocek sebesar Rp 50.000,- Harga yang cukup sebanding dengan jarak yang harus ditempuh berdasarkan saya. Jangan lupa untuk meminta kontak bapak ojek untuk menjemput Anda sesudah puas berkeliling Candi Penataran.
The last but not the least, jangan buang sampah dan corat-coret di kompleks candi ya untuk menjaga kelestariannya :)
IMPORTANT, MUST BE READ...
Thank for your attention sebar kan Main Sebentar Menikmati Kemegahan Candi Penataran
my blog sebar kan Main Sebentar Menikmati Kemegahan Candi Penataran, Have a nice day.
0 Response to "sebar kan Main Sebentar Menikmati Kemegahan Candi Penataran"
Posting Komentar