IMPORTANT, MUST BE READ... : sebar kan Sunset Tak Terduga di Pantai Pulau Merah Banyuwangi
Title : sebar kan Sunset Tak Terduga di Pantai Pulau Merah Banyuwangi
sebar kan Sunset Tak Terduga di Pantai Pulau Merah Banyuwangi
IMPORTANT, MUST BE READ... Terkadang terlalu mempunyai ekspektasi lebih ketika mengunjungi sebuah lokasi wisata sanggup menjadikan rasa kecewa. Lokasi yang tidak sesuai dengan gambar-gambar fotogenik dan rangkaian kata-kata apik nan ciamik yang ada di katalog promosi wisata atau blog-blog yang bertebaran di dunia maya misalnya. Benar kata orang bilang, lebih baik nikmati saja perjalanan yang kau lakukan, jangan berekspektasi lebih perihal lokasi yang akan kau datangi supaya kau benar-benar sanggup menikmati perjalanan itu sendiri.
Tahun 2016 ini menjadi perjalanan kedua saya kembali mengunjungi Pantai Pulau Merah atau dikenal dengan sebutan Red Island yang berada di Kabupaten Banyuwangi sehabis kunjungan pertama saya di tahun 2015 kemudian gagal alasannya yakni tiba di Pantai Pulau Merah kemalaman. Di tahun 2016 ini saya pun kembali lagi ke sini, merampungkan rasa ingin tau saya akan pesona Pantai Pulau Merah. Pantai Pulau Merah merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi ikon pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Adanya promosi wisata yang gencar serta branding yang kuat, menciptakan pantai ini ramai oleh kunjungan wisatawan yang bertandang ke Banyuwangi. Pantai Pulau Merah berlokasi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggrahan, Banyuwangi. Untuk menuju ke pantai ini diharapkan waktu tempuh kurang lebih satu jam perjalanan dari daerah Jajag. Akses jalan sudah dibangun cukup baik, namun susukan transportasi umum masih relatif sulit. Cara terbaik menuju ke sana yakni memakai kendaraan pribadi, menyewa mobil, atau memakai jasa ojek motor dari Terminal Jajag.
Jasa ojek dari Terminal Jajag menjadi pilihan saya untuk menuju Pulau Merah ini. Nominal yang harus saya bayar memang cukup mahal, Rp 75.000,00 untuk sekali perjalanan, tapi berdasarkan saya sepadan dengan jarak tempuh yang harus dilewati. Sore itu saya cukup was-was ketika memulai perjalanan dari Terminal Jajag. Sepanjang perjalanan saya dibentuk ketar-ketir dengan kondisi cuaca sore itu. Awan mendung menggelayut di langit, disertai rintik hujan gerimis yang turun membasahi sebagian perjalanan kami. Untung saja dewi fortuna masih memihak kepada kami. Cuaca pun berangsur-angsur cerah sampai kami tiba memasuki daerah Pantai Pulau Merah. Pantai Pulau Merah terasa makin meriah alasannya yakni kedatangan kami bertepatan dengan program gathering salah satu brand motor yang mengundang para rider dari Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Perasaan ketar-ketir kembali menyelimuti. Kami khawatir tidak mendapat penginapan di sini, alasannya yakni kami tiba on the spot, tidak melaksanakan pemesanan kamar terlebih dahulu. Tapi untung, kami masih mendapat satu kamar kosong di Homestay Panjul yang berlokasi tidak jauh dari pintu masuk Pantai Pulau Merah.
Selesai membereskan urusan kamar dan meletakkan barang-barang, saya bersama mitra segera bergegas menuju Pantai Pulau Merah. Suasana di sekitar pantai sangat meriah alasannya yakni ada panggung musik lengkap dengan program hiburan untuk para rider yang tiba di acara gathering salah satu brand motor tersebut. Suasana di tepi pantai pun terasa kian riuh oleh orang-orang yang menantikan tenggelamnya matahari di ufuk barat sana. Pantai Pulau Merah digadang-gadang menjadi salah satu pantai terbaik di Banyuwangi. Selain mempunyai pemandangan alam yang menarik, ombak di pantai ini juga mempunyai grade yang manis untuk kegiatan olahraga selancar atau surfing. Ombak di Pantai Pulau Merah mempunyai grade yang sama menyerupai di Pantai Kuta Bali, sehingga kondusif dipakai oleh surfer pemula maupun yang profesional. Karena kualitas ombaknya yang manis inilah maka Pantai Pulau Merah dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan event International Surf Competition.
Dari kejauhan saya melihat beberapa orang yang sedang menikmati olahraga selancar, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak wisatawan lokal yang bermain pasir dan ombak yang mulai surut menjelang senja. Saya pun bergegas berjalan menuju pulau karang yang menjadi ikon Pantai Pulau Merah ini. Sayang, gres sebentar menikmati suasana di Pantai Pulau Merah, gerimis pun perlahan turun dari langit. Gerimis rintik-rintik perlahan menjadi deras. Saya pun berlari ke sebuah warung tenda milik penduduk di tepian sana. Kami berteduh di sana sambil memesan segelas kopi sambil berbincang mengenai perjalanan yang kami lakukan. Mood saya pun mulai turun. Antara lelah dalam perjalanan dan rasa gemas akan cuaca yang kurang mendukung ketika berada di Pantai Pulau Merah ini. Saya hanya duduk melongo di warung tenda yang menghadap bahari sambil menatap nanar langit yang terlihat sedikit kemerahan di ufuk barat, namun hujan masih saja terus merapat.
Beberapa pengunjung masih terlihat bermain-main di pantai sambil hujan-hujan. Perlahan-lahan hujan mulai reda seiring dengan segelas kopi yang tandas alam tegukan saya. Seperti sebuah kejutan atas doa-doa yang saya rapalkan, hujan pun berhenti dan berangsur-angsur langit cerah diiringi matahari karam perlahan ke peraduan. Seolah sebuah berkah, kami duduk di warung di mana posisi kami sempurna memandang lurus matahari tenggelam. Pemandangan sore itu semakin terasa istimewa alasannya yakni adanya dua buah bahtera yang sedang bersandar seolah mengapit mengiringi tenggelamnya matahari yang pulang ke peraduan. Saya tak perlu beranjak dari tempat ngopi, alasannya yakni pemandangan matahari karam benar-benar ada di depan mata saya. Pemandangan senja yang menjadi pelipur lara akan perasaan kecewa dan lelah saya. Kami tak ingin berlama-lama di warung kopi. Usai mengambil beberapa gambar matahari tenggelam, kami pun memutuskan untuk kembali ke pantai sambil menikmati gurat senja. Berkas-berkas cahaya senja memantul apik di pasir pantai yang lembap oleh ombak, menciptakan suasana senja semakin dramatis rasanya.
Semua orang terlihat girang menikmati suasana senja. Para pengunjung sibuk dengan kamera dan ponsel mereka, seolah tak ingin ketinggalan momen untuk mengabadikan pemandangan dan foto diri ketika menikmati senja. Beberapa fotografer profesional sibuk memainkan kamera dan menggeser tripod mereka untuk mendapat sudut pandang yang menarik. Sedangkan saya, berjalan kaki sambil mengamati tingkah laris mereka dan menahan rasa gatal akhir gigitan nyamuk yang liar ! Hari pun mulai gelap, saya pun bergegas kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan menata kembali barang-barang. Sebuah senja yang berkesan di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi simpulan bulan Maret lalu.
Selesai membereskan urusan kamar dan meletakkan barang-barang, saya bersama mitra segera bergegas menuju Pantai Pulau Merah. Suasana di sekitar pantai sangat meriah alasannya yakni ada panggung musik lengkap dengan program hiburan untuk para rider yang tiba di acara gathering salah satu brand motor tersebut. Suasana di tepi pantai pun terasa kian riuh oleh orang-orang yang menantikan tenggelamnya matahari di ufuk barat sana. Pantai Pulau Merah digadang-gadang menjadi salah satu pantai terbaik di Banyuwangi. Selain mempunyai pemandangan alam yang menarik, ombak di pantai ini juga mempunyai grade yang manis untuk kegiatan olahraga selancar atau surfing. Ombak di Pantai Pulau Merah mempunyai grade yang sama menyerupai di Pantai Kuta Bali, sehingga kondusif dipakai oleh surfer pemula maupun yang profesional. Karena kualitas ombaknya yang manis inilah maka Pantai Pulau Merah dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan event International Surf Competition.
Dari kejauhan saya melihat beberapa orang yang sedang menikmati olahraga selancar, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyak wisatawan lokal yang bermain pasir dan ombak yang mulai surut menjelang senja. Saya pun bergegas berjalan menuju pulau karang yang menjadi ikon Pantai Pulau Merah ini. Sayang, gres sebentar menikmati suasana di Pantai Pulau Merah, gerimis pun perlahan turun dari langit. Gerimis rintik-rintik perlahan menjadi deras. Saya pun berlari ke sebuah warung tenda milik penduduk di tepian sana. Kami berteduh di sana sambil memesan segelas kopi sambil berbincang mengenai perjalanan yang kami lakukan. Mood saya pun mulai turun. Antara lelah dalam perjalanan dan rasa gemas akan cuaca yang kurang mendukung ketika berada di Pantai Pulau Merah ini. Saya hanya duduk melongo di warung tenda yang menghadap bahari sambil menatap nanar langit yang terlihat sedikit kemerahan di ufuk barat, namun hujan masih saja terus merapat.
Beberapa pengunjung masih terlihat bermain-main di pantai sambil hujan-hujan. Perlahan-lahan hujan mulai reda seiring dengan segelas kopi yang tandas alam tegukan saya. Seperti sebuah kejutan atas doa-doa yang saya rapalkan, hujan pun berhenti dan berangsur-angsur langit cerah diiringi matahari karam perlahan ke peraduan. Seolah sebuah berkah, kami duduk di warung di mana posisi kami sempurna memandang lurus matahari tenggelam. Pemandangan sore itu semakin terasa istimewa alasannya yakni adanya dua buah bahtera yang sedang bersandar seolah mengapit mengiringi tenggelamnya matahari yang pulang ke peraduan. Saya tak perlu beranjak dari tempat ngopi, alasannya yakni pemandangan matahari karam benar-benar ada di depan mata saya. Pemandangan senja yang menjadi pelipur lara akan perasaan kecewa dan lelah saya. Kami tak ingin berlama-lama di warung kopi. Usai mengambil beberapa gambar matahari tenggelam, kami pun memutuskan untuk kembali ke pantai sambil menikmati gurat senja. Berkas-berkas cahaya senja memantul apik di pasir pantai yang lembap oleh ombak, menciptakan suasana senja semakin dramatis rasanya.
Semua orang terlihat girang menikmati suasana senja. Para pengunjung sibuk dengan kamera dan ponsel mereka, seolah tak ingin ketinggalan momen untuk mengabadikan pemandangan dan foto diri ketika menikmati senja. Beberapa fotografer profesional sibuk memainkan kamera dan menggeser tripod mereka untuk mendapat sudut pandang yang menarik. Sedangkan saya, berjalan kaki sambil mengamati tingkah laris mereka dan menahan rasa gatal akhir gigitan nyamuk yang liar ! Hari pun mulai gelap, saya pun bergegas kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan menata kembali barang-barang. Sebuah senja yang berkesan di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi simpulan bulan Maret lalu.
IMPORTANT, MUST BE READ...
Thank for your attention sebar kan Sunset Tak Terduga di Pantai Pulau Merah Banyuwangi
my blog sebar kan Sunset Tak Terduga di Pantai Pulau Merah Banyuwangi, Have a nice day.
0 Response to "sebar kan Sunset Tak Terduga di Pantai Pulau Merah Banyuwangi"
Posting Komentar